Dia menjelaskan, alasan Slamet menjewer Putra karena sudah tiga kali anak itu tidak memakai seragam sekolah saat pelajaran olah raga.
"Jadi saat hari kejadian (Kamis, 26/9), siswa ini sudah tiga kali enggak pakai seragam olah raga, jadi kemudian dihukum, disuruh pisah barisan," tutur Mahyudi saat dihubungi, Senin (30/9).
Tindakan yang diambil Slamet, lanjut Mahyudi, merupakan tindakan mendadak. "Si anak tetap bandel, jadi si guru reflek menjewer," ujarnya.
Mahyudi menambahkan, siswa kelas satu tersebut juga dikenal sebagai pelajar yang suka merokok. Bahkan menurut dia, tak jarang Putra merokok di lingkungan sekolah. "Siswa tersebut sering merokok di kelas," ujar pria yang baru dua minggu menjabat kepala sekolah itu.
Untuk menyelesaikan permasalahan ini, Mahyudi mengaku, pihak sekolah sudah mengajak keluarga untuk berdamai. Bahkan perwakilan sekolah pun sudah mendatangi tempat tinggal Putra.
Putra Andela dijewer dan dipukul oleh guru olahraga yang bernama Slamet. Pelajar yang masih duduk di bangku kelas satu itu mengalami pemukulan usai menjalani apel di sekolah.
"Selesai apel, gurunya (Slamet) menjelaskan, langsung saya bilang pak langsung olahraga saja, terus Pak Slamet bilang, siapa yang bilang begitu, maju ke depan," kata Putra.
Setelah itu, lanjut Putra, dia disuruh jalan jongkok ke depan oleh gurunya. "Saya maju saya jongkok, langsung dijewer, kepala saya dipukul pakai tangan kosong," ujar dia.
Selain memukul dengan tangan kosong, Slamet juga mengancam akan memukul dengan cincin yang dikenakannya. "Mau saya pukul pakai cincin?" ujar Putra menirukan hardikan sang guru.
[mtf]
0 komentar:
Posting Komentar