Minggu, 27 Oktober 2013

Guru Harus Berani Mengoreksi Diri

Posted by http://smpngalis2.blogspot.com/ | 09.38 Categories:
Didi Suwardi, S.Pd
Bogor (Dikdas): Bagi Didi Suwardi, S.Pd., ucapan sastrawan Taufiq Ismail seperti cambuk. Di zaman yang berlimpah informasi dan sarat media penyaluran penulisan, menurut sastrawan peraih Penghargaan Akademi Jakarta 2010 itu, dalam sebuah sesi pemberian materi pada Senin sore, 21 Oktober 2013, banyak guru yang masih enggan menulis. Didi pun melihat sebenarnya guru bukannya tidak mampu menulis, namun ketidakbiasaan menulis membuat guru sungkan menulis.
“Yang lebih parah, saya melihat kemampuan apresiasi sastra yang demikian kurang, kita seolah-olah hanya bisa menyuruh siswa. Sementara kita sendiri tidak mampu,” ungkap guru SD Negeri Tugu Utara 01, Cisarua, Bogor, Jawa Barat, ini saat rehat Lokakarya Membaca, Menulis, dan Apresiasi Sastra yang digelar di The Poencer Hotel & Resort, Bogor, pada Rabu sore, 23 Oktober 2013. 
Selama ini, tambah Didi, kegiatan membaca, menulis, dan apresiasi karya sastra tidak menjadi prioritas dalam aktivitas guru. Kesibukan kegiatan administrasi dan ketidakbiasaan menulis pun diangkat menjadi benteng alasan. Namun dengan itikad dan semangat yang tinggi, guru dapat mengubah kondisi demikian asal berani mengoreksi diri.
“Kesalahan bukan pada murid kita, tapi pada diri kita,” tegasnya.
Didi mengaku selama ini ia menulis tapi hanya untuk koleksi pribadi. Hasil pemikiran dan analisisnya dituangkan ke dalam tulisan lalu didiskusikan dalam Kelompok Kerja Guru. Kiriman tulisan ke media lokal tak bergayung sambut, membuatnya terus menjadikan tulisan-tulisannya menumpuk jadi koleksi pribadi.
Tidak semua guru, lanjut Didi, yang enggan menulis. Namun guru yang menulis, hematnya, kebanyakan lantaran kebutuhan untuk naik pangkat. Aksi menyadur tulisan orang lain pun sangat terbuka dilakukan.
Didi bersyukur menjadi salah satu peserta Lokakarya MMAS yang digelar Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Narasumber yang dihadirkan pun dapat menjadi referensi terpercaya dalam proses perkembangan menulis guru. 
Sekembali pulang ke sekolah, ia berniat menerapkan sejumlah metode yang didapat selama Lokakarya. Salah satunya tentang buku besar (big book) yang didapatnya saat pemberian materi tentang membaca.
“Sangat bagus. Bisa dikembangkan di sekolah saya karena sumber dan potensinya bisa. Kedua, saya ingin menggali bagaimana membuat anak mau menulis,” katanya.* (Billy Antoro)

0 komentar:

Posting Komentar

  • RSS
  • Delicious
  • Digg
  • Facebook
  • Twitter
  • Linkedin
  • Youtube